Jumat, 16 April 2010

anak jalanan

sebuah tawa senyum mereka, mengiringi jalanan yang panas. langkah langkah kecil memenuhi setiap hiruk pikuk jalanan siang hari itu. debu, asap, dan cemooh orang tentang mereka sudah menjadi sarapan mereka. kaki yang kotor dan kumuh tak menghalangi mereka untuk mencari sepeser uang untuk menyambung hidup.
hari mulai gelap, matahari memadamkan sinarnya, namun langkah kecil ini masih lah menjalin hidupnya, kembali ia susuri kegelapan dan kesepian kota, mencari sebuah tempat untuk merebahkan badannya yang kecil ini. matanya mulai tertutup, sebelum tertutup terdengar bisikan kecil yang isinya harapan akan esok yang lebih bahagia.
pagi mulai menjelang dan mulai lagi ia menyusuri jalanan pagi, diman angin sangatlah tidak bersahabat dengan tubuh mungilnya, kembali ke jalanan. ia ayuhkan botol kecil yang berisi beras sambil menyanyikan lagu tentang kehidupannya. terlihat seorang yang angkuh membuka kacanya, dia hanya berharap tangan besar akan memberinya sepeser uang. namun ia salah, laki laki angkuh itu meludahinya dengan berbagai macam cemoohannya. tapi ia tak gentar kambali ia ayuhkan botol berisi beras itu lagi . detik demi detik menit demi menit sudah berlalu, jam demi jam berlalu hingga matahari kembali memadamkan sinarnya. di pojokan lampu merah itu terlihat dia sedang menghitung semua hasil, namun tiba tiba sesosok tangan besar merampas semua hasilnya. dia mengejar orang bertangan besar itu hingga akhirnya semua gelap. terlihat tubuh anak kecil itu bersimbah darah. tak ada yang menolong. dan akhirnya doa anak kecil sebelum ia memejamkan mata di dengar oleh tuhan. ia akan menemui kehidupan yang lebih baik di alam sana. kami hanya bisa melihat anak itu bersimbah darah sambil menunjukan wajahnya yang bahagia karena sekarang hidupnya akan lebih baik. doa kami selalu ada untuk mu. wahai anak jalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar