Jumat, 09 Juli 2010

her smile

suara tangis anak itu seakan terdengar pilu, hentakan pisau pisau tajam membuat semua orang bergidik, tak sedikitpun orang berteriak, suasana seakan tak terkendali, dan lagi lagi terekam suara jerit anak itu di telingaku, kemudian hentakan pisau tajam dan suasana riuh itu. aku bukan ingin bercerita tentang sebuah pembunuhan seorang anak dengan mencincangnya di depan banyak orang. aku hanya ingin menceritakan tentang apa yang ku lihat tadi pagi. seakan semua tak nyata, seakan saat itu juga tangisku meledak. bau busuk yang terpancar dari berbagai sudut. langkah kaki kecil ku tetap menyusuri lorong itu pagi ini, dan jangan kau tanya bagaimana bau busuk itu menusuk hidungku. terlihat sesosok yang memecahkan semua lamunanku terlihat sesosok anak kecil yang bisa dibilang belum cukup umur bermain di tempat pemotongan daging seperti ini, senyum kecilnya seakan tanpa beban. tapi apakah dia pernah berfikir apa yang akan terjadi pada dirinya kelak? apa dia akan menjadi sesuatu yang akan menjadi besar? apa pernah terlintas di benaknya bagaimana kehidupan dan cita citanya saat besar nanti? belum sempat aku meneteskan air mata sesosok tangan besar melayang ke arah anak itu hamir saja jeritku terlepas. aku melihat anak itu bukan tangis yang dia pancarkan tapi senyum yang lebih manis. lalu aku melihat dia berlari ke arahku . di sodorkannya tangan mungilnya meminta belas kasihan, ku sodorkan uang yang ada di kantongku. sebelum meninggalkan aku terdengar suara kecilnya mengatakan " makasih kakak cantik, semoga aku besar bisa kaya kakak cantik dan baik pula " dan entah mengapa senyuman yang terlintas sebelum ia pergi terekam amat kuat di benakku, hingga saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar